Total Tayangan Halaman

Minggu, 04 September 2011

Seputar Lebaran 2011


Ada orang yang berkata bahwa "Dunia ini bisa nampak lucu, serius, menyeramkan, menegangkan, dan lain-lain. Semuanya tergantung dari orang yang melihatnya.

Begitu juga Iedul Fitri atau orang banyak yang menyebutnya dengan hari lebaran. Banyak hal-hal yang bagi saya terlihat menarik untuk dipelajari dan dijadikan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

Ada beberapa hal yang bagi penulis cukup menarik dan menggelitik yang akan saya paparkan berikut ini:

Pertama, pada lebaran tahun ini ada perbedaan dari beberapa kelompok ormas islam dalam penentuan tanggal 1 Syawal 1432 H. Sebenarnya perbedaan dalam menentukan 1 Syawal ini bukan hal yang pertama di Indonesia. Hal yang menjadikannya menarik adalah banyak orang yang berpatokan pada kalender dalam menetukan berbagai hal. Biasanya hari pertama lebaran itu tepat pada tanggal merah pertama di kalender. Banyak warga di sekitar tempat saya tinggal sudah mempersiapkan hari lebaran tanggal 30 Agustus 2011. Karena di kalender tanggal yang merah itu tanggal 30 dan 31 Agustus. Bahkan mereka sudah memasak ketupat dan opor ayam, (sebagai makanan tradisi lebaran), untuk tanggal 30 Agustus. Ternyata pengumuman dari pemerintah lebaran tanggal 31 Agustus. Ketupat dan opor yang disiapkan untuk disantap sepulang shalat Ied pun batal dan jadi menu untuk makan sahur. Bahkan di Facebook muncul status : KARENA HILAL SETITIK, RUSAK OPOR SEBELANGA.

Kedua, Lebaran menjadi momentum untuk saling memaafkan. Setiap orang yang kenal berusaha untuk saling meminta maaf. Baik secara langsung bertemu dan bertamu, maupun melalui media. Salahsatunya melalui SMS. Saya sendiri banyak menerima SMS dari saudara-saudara dan teman-teman. Isinya sudah pasti permintaan maaf. Semuanya berusaha mengungkapkan dengan rangkaian kata-kata yang begitu puitis, indah dan (dalam bahasa Sunda) murwakanti. Seorang teman yang biasanya tak pernah bisa lembut, puitis, atau romantis pun mengirim pesan yang begitu indah. Saya jadi tersenyum membacanya. Ternyata pada saat lebaran BANYAK ORANG YANG MENDADAK JADI PUNJANGGA, yang PANDAI MERANGKAI KATA-KATA.

Ketiga, pada saat lebaran inilah BEBAN KEPULAUAN INDONESIA SEIMBANG. Hampir 60 % (maaf kalau salah) penduduk Indonesia tinggal di pulau Jawa. Pada waktu lebaran hampir semua pada "MUDIK", kembali ke daerah/kampung halaman. Pada waktu inilah pesebaran penduduk relatif lebih merata.

Keempat, tradisi mudik menjadi tradisi tahunan bagi sebagian penduduk Indonesia yang merantau, bekerja di tempat yang bukan tanah kelahirannya. Dengan berbagai moda angkutan, semua berusaha kembali ke kampung halaman untuk bertemu dengan kerabat di kampung. Ada yang naik pesawat, kapal laut, kereta, bis, mobil pribadi, ada juga yang pakai sepeda motor. Semuanya disesuaikan dengan kondisi keuangan. Apapaun kendaraanya yang penting bisa mudik. Bahkan ada seorang pemudik pake sepeda motor, dibelakanya tertulis: ADA DUIT - TIDAK ADA DUIT, YANG PENTING MUDIK.

Saya yakin masih banyak hal yang menarik untuk kita renungkan dan kita jadikan pelajaran. Saya mengucapkan : Taqabbalallahu minna wa minkum. Semoga amalan di bulan Ramadhan yang kita jalani diterima oleh Allah SWT. Dan semoga kita bisa menjalani nikmatnya ibadah di Ramadhan yang akan datang. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar